Sabtu, 09 Mei 2015

Puisi Cinta

Menunggu Cinta Di Ujung Senja
Oleh : Hendrik Kurniawan

Malam terselimut bahagia.
Ketika rembulan menyinarinya.
Selalu menemaninya.

Tapi saat itu, aku sedang berduka.
Karena menunggu kalimat dari yang tercinta.
Menunggu kepastian dari orang yang berharga.

Aku rindu padanya.
Aku menunggu dirinya.
Menunggu sebuah tanda tanya.

Ketika rembulan berkata.
“Tenang! Dia pasti akan menjawabnya.”
Aku hanya berdoa.
Semoga dia menjawab “iya.”

Getaran cinta ini, telah menggelora.
Membuat hatiku merona jingga.
Semoga dia miliki arti yang sama.
Untuk memulai sebuah kata cinta.

Senjaku sepi terpuruk.
Takut berubah menjadi buruk.
Aku takut harapanku terkeruk.
Terkeruk dan akhirnya ambruk.

Apakah harapanku masih panjang?
Aku tak mau semuanya hilang.
Hilang dan pergi terbawa terbang.
Aku harap semoga dia menjadi bintang.

Gemuruh ombak menusuk hati.
Jam dinding berdentang sunyi.
Gelora jiwa ini sungguh berarti.
Sangat berarti jika kau yang memiliki.

Karena cintaku ini cinta suci.
Cinta yang asli terpatri dari hati.
Semoga engkau segera mengerti.
Karena cintaku, cinta sejati.




Biodata narasi.
Hendrik Kurniawan, lahir di Lebak, Banten pada 12 Oktober 1999, dengan perawakan sedang dan berambut hitam agak ikal. Setelah lulus dari SDN 1 Malangsari, Cipanas, Lebak, melanjutkan ke SMPN 2 Cipanas, sekarang duduk di bangku kelas 10 di SMAN 1 Cipanas. Sudah belajar menulis sejak kelas 6 SD. Sudah banyak menulis cerpen-cerpen dan puisi-puisi tapi sayangnya karena keterbatasan ekonomi susah untuk mencari penerbit.
Kalian bias hubungi lewat email: ndriekz@yahoo.com facebook: facebook.com/hendrikkurniawann blog: hendrikkurniawanhistory.blogspot.com. Semoga saja karya-karyanya bisa diterbitkan. Aamiin …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar