Angan
Karya: Hendrik Kurniawan
Tergores irisan do'a.
Mengharapkan hal yang nyata.
Meskipun dengan segala cara.
Tetapi aku harus tetap berusaha.
Karena impian itu selalu ada.
Bermimpi agar selalu berjaya.
Dan akhirnya hidup bahagia.
Untuk selamanya.
Di sini ku berdiri.
Mengharap sesuatu yang abadi.
Berjuang dan semangat hati.
Itulah yang harus kumiliki.
Aku harus giat belajar.
Aku harus mampu mengejar.
Mengejar segala angan.
Agar tak lagi jadi bayangan.
Hendrik Kurniawan
Blog ini merupakan milik Hendrik Kurniawan yang bermaksud untuk mengembangkan hobinya di bidang sastra dan apa pun yang berkaitan dengan dunia kepenulisan. Semoga bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi. Aamiin ... :).
Jumat, 28 Agustus 2015
Jumat, 07 Agustus 2015
Sabtu, 01 Agustus 2015
Cerpen Romantis Terbaru
Untung Ketemu Kamu
Mentari
menampakan jati dirinya di sebelah timur. Tetapi hatiku tak secerah sinarnya
sebab kejadian saat itu. Saat Nita (kekasihku) pulang dari rumahku, dan terus
asyik seraya mencium bunga pemberianku. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah
mobil sejenis sedan melaju kencang. Sepuluh meter di depan ada sebuah mobil
melaju pelan. Mobil di belakang mengambil tepi jalan untuk menghindari mobil di
depan, dan. Brakk…
Astagfirulahal’azim, dia
menabrak Nita. Nita terlempar ke trotoar. Aku tak percaya pada apa yang barusan
terjadi. Mobil itu langsung kabur.
“Hei,
tunggu!!” Teriakku mencoba menghentikan mobil itu, namun ia tetap kabur. Dalam
sekejap suasana menjadi ramai dan panic. Segeraku berlari menuju Nita. Lailahailallah ia pingsan berlumuran
darah di bagian kepala. Dan, nyawanya tak tertolong lagi.
Selepas
kejadian itu, hidupku penuh dengan kekosongan hati. Tak ada yang mampu
menggantikannya. Hariku sepi, semuanya telah hilang.
Di
pagi yang begitu cerah di Cipanas, aku hanya dengan setangkai bunga yang
menjadi saksi perpisan aku dengan Nita masih terdiam dengan keheninganku. Meskipun
indahnya sinar sang surya pagi menyelusup menyinari bunga itu, raut wajah
kesedihan tak lepas dari wajahku.
Jarum
jan menunjukan pukul 09:00. Aku masih berada dalam kamarku bersama kehampaan
dalam jiwaku.tak lama kemudian ibuku mengetuk pintu dan memanggilku.
“Dri,
sarapan dulu nak.”
“Iya,
bu.” Jawabku seraya menyimpan kembali bunga itu pada vashnya. Aku pun keluar
dari kamarku dan menghampiri ibuku.
“Sampai
kapan kamu akan mengurung diri dengan kesedihanmu?”
“Aku
tidak tahu bu, yang pasti aku sangat terpukul dengan kejadian 2 bulan yang
lalu, di mana kekasihku Nita meninggal. Sebab kecelakaan seusai dari rumah.”
Tak
ada lagi yang bisa aku lakukan tanpa dia. Ingin sekali aku hilangkan kehampaan
ini, aku ingin sekali mencari pengganti Nita, tapi aku tak bias hijrah cinta
begitu saja. Aku sangat mencintai Nita.
Hingga
suatu hari aku bertemu dengan gadis, dia berwajah cantik nan anggun. Nama gadis
itu Nina. Ada perasaan aneh saat aku bersama dia. Sewaktu kami bertemu di taman
tanpa sengaja. Saat itu aku tengah bergegas Karena kebelet banget dan dari arah
berlawanan dia pun berlari, sehingga kami bertabrakan. Brukk…
“Sorry-sorry…”
Ucapaku.
“O..
Iya tidak apa-apa.” Jawabnya.
Aku
pun mencoba membantunya dengan mengambil dan mengumpulkan bukunya yang jatuh
berserakan akibat tabrakan tadi.
“Maaf
ya,” Ulangku minta maaf.
“Iya
tidak apa-apa.” Jawabnya. Aku pun memberikan buku yang tadi aku kumpulkan.
“Nih
bukunya.”
“Terima
kasih.”
Di
sanalah muncul percakapan semakin akrab, dan hajatku pun telah hilang entah
kenama. Hehehe …
“Sekali
lagi aku minta maaf ya.” Ulangku ke tiga kalinya.
:Iya..
Tidak apa-apa, Terima kasih ya..”
Kami
pun berdiri bersamaan.
“Memangnya
ada apa kok tergesa-gesa?” Tanyaku memulai basa-basi.
“Oh,
tidak ada apa-apa kok.” Jawabnya dengan nada polos.
“Kenapa,
dari tadi jawabnya tidak?”
“Tidak.”
“Tuh
kan tidak lagi.”
“Hmmm…”
“Apa?”
“Tidak.”
“Kok
tidak lagi, oh iya nama kamu siapa?”
“Namaku
Nina, mas sendiri?” balik Tanya padaku.
“Oh,
nama yang cantik. Kenalin nama aku Andri!” Seraya menjulurkan tanganku padanya.
“Oh,
maaf mas. Aku di larang bersentuhan dengan laki-laki yang bukan mahramku.”
“Maaf,
aku tidak tahu, oh mari duduk.” Ajakku padanya. Kami pun duduk kebetulan di
sana tepat ada kursi taman.
“Kamu
dari mana?”
“Maksudnya
apa mas?” kembali bertanya karena tidak paham.
“Maksudnya
kamu tinggal di mana?” menjelaskan.
“Oh,
aku tinggal di Cipanas mas.”
“Jadi
masih satu daerah sama aku.”
“Jadi
mas juga tinggal di sini?”
“Iya.
Ngomong-ngomong jangan panggil aku mas dong, terasa kayaknya udah tua. Panggil
nama saja.”
“Hehehe
… maaf ya!”
“Iya,
tidak apa.”
“Mas,
eh .. Andri aku pulang dulu sudah sore.”
“Mari
biar aku antar.” Ajakku memberi tumpangan pulang bersama.
“Tidak
usah, terima kasih.”
“Ayolah,
tidak baik perempuan sore-sore begini pilang sendirian.”
“Gimana
ya, aku takut ketahuan sama orang yang kenal sama aku.”
“Tidak
usah khawatir, aku bertanggung jawab.”
“Maksud
tanggung jawab?”
“Maksudnya,
biar aku yang menjelasin.”
“Oh.”
“Iyas,
mau tidak?”
Nina
hanya terdiam.
“Ayolah…”
Ajakku setengah memaksa.
“Baiklah.”
Kami
pun menuju motor yang aku parkirkan di pinggir jalan dekat taman. Motor menderu
kencang. Aku pun mengantarkan dia pulang kerumahnya. Ternyata dia tinggal di
Jl. Raya Muncang Km.04 itu.
Kenapa
hatiku bahagia? Apa mungkin ini cinta? Karena saat berada di dekatnya aku
merasa nyaman. Tapi, apakah aku harus menghianati Nita?. Dari satu sisi aku aku
sudah menemukan pengganti Nita, dari sisi lain aku masih sangat mencintai Nita.
Tapi aku tak mau hidup dalam kehampaan ini.
Kami
pun sampai dirumah Nina.
Kami
keluar dan duduk di kursi depan rumah Nina.
“Mampir
dulu.”
“Iya
terima kasih, aku pulang dulu. Oh iya mana nomor handphone kamu?”
“Oh,
iya nih.” Menuliskan nomor handphonenya di handphoneku.
“Terima
kasih.” Ucapku seraya mengambil handphone dari tangannya, dan tanpa sengaja aku
memegang tangannya.
Hening
sejenak.
Tatapan
mata kami beradu.
“Eh..
Maaf-maaf. Nin aku mau serius sama kamu. Memangnya kita baru pertama bertemu,
aku merasa nyaman kalau dekat kamu.”
“jadi?”
“Ya,
kamu mau tidak jadi pacarku.”
“Baiklah
aku mau, tapi aku tak mau pacaran aku mau taarufan saja.”
Sejak
saat itulah aku bias mengisi kehampaan ini.
Apabila
kita hendak menjalin hubungan anatara laki-laki dan perempuan dalam islam tidak
ada kata pacaran melainkan bertaaruf. Dan seorang muslim atau muslimah di
larang bersentuhan anggota tubuhnya tanpa dilandasi pernikahan yang syah,
karena itu hukumnya haram.
Sabtu, 09 Mei 2015
Puisi Cinta
Menunggu Cinta Di Ujung Senja
Oleh : Hendrik Kurniawan
Malam terselimut bahagia.
Ketika rembulan menyinarinya.
Selalu menemaninya.
Tapi saat itu, aku sedang berduka.
Karena menunggu kalimat dari yang tercinta.
Menunggu kepastian dari orang yang berharga.
Aku rindu padanya.
Aku menunggu dirinya.
Menunggu sebuah tanda tanya.
Ketika rembulan berkata.
“Tenang! Dia pasti akan menjawabnya.”
Aku hanya berdoa.
Semoga dia menjawab “iya.”
Getaran cinta ini, telah menggelora.
Membuat hatiku merona jingga.
Semoga dia miliki arti yang sama.
Untuk memulai sebuah kata cinta.
Senjaku sepi terpuruk.
Takut berubah menjadi buruk.
Aku takut harapanku terkeruk.
Terkeruk dan akhirnya ambruk.
Apakah harapanku masih panjang?
Aku tak mau semuanya hilang.
Hilang dan pergi terbawa terbang.
Aku harap semoga dia menjadi bintang.
Gemuruh ombak menusuk hati.
Jam dinding berdentang sunyi.
Gelora jiwa ini sungguh berarti.
Sangat berarti jika kau yang memiliki.
Karena cintaku ini cinta suci.
Cinta yang asli terpatri dari hati.
Semoga engkau segera mengerti.
Karena cintaku, cinta sejati.
Biodata narasi.
Hendrik Kurniawan, lahir di Lebak, Banten pada 12 Oktober 1999, dengan perawakan sedang dan berambut hitam agak ikal. Setelah lulus dari SDN 1 Malangsari, Cipanas, Lebak, melanjutkan ke SMPN 2 Cipanas, sekarang duduk di bangku kelas 10 di SMAN 1 Cipanas. Sudah belajar menulis sejak kelas 6 SD. Sudah banyak menulis cerpen-cerpen dan puisi-puisi tapi sayangnya karena keterbatasan ekonomi susah untuk mencari penerbit.
Kalian bias hubungi lewat email: ndriekz@yahoo.com facebook: facebook.com/hendrikkurniawann blog: hendrikkurniawanhistory.blogspot.com. Semoga saja karya-karyanya bisa diterbitkan. Aamiin …
Selasa, 28 April 2015
Cinta dari Hendrik Kurniawan
CINTA
Love For You
adalah Harapan maka hati adalah jawaban.Bangun kejujuran dan Ketulusan hati dengan kepercayaan itulah CINTA.
maka Tuhan menciptakan kita dengan:
2 mata
2 telinga
2 tangan
2 kaki
2 paru-paru
bahkan dengan 2 ginjal...
tapi kenapa Tuhan cuma memberi 1 hati??
karena:
hati yang 1-nya berada pada kamu sayang....
Senin, 27 April 2015
Cinta Dari Hendrik
Cinta adalah anugerah
yang terindah.
Cinta adalah tujuah hidup manusia.
Hidup tanpa cinta, bagaikan sayur tanpa garam.
Hambar!
Jadi kehidupan akan terasa indah oleh kehadiran cinta sejati.
Cinta sejadi adalah cinta yang tidak diucapkan melainkan dilakukan dan selalu ada untuk saling menjaga perasaan.
Cinta tak perlu ada hubungan, apabila kau yakin maka pinanglah dia. Jangan ada kata pacaran. Pacaran akan terasa indah jika telah menikah. Cinta yamg agung adalah cinta bukan karena dia cantik, baik, dan apa pun itu. Tapi, cintailah dia karena Allah, dan cintailah orang yang membawamu ke Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)